Mengapa Vivo Membuat IQOO? Ternyata Alasan Dibaliknya Membuat Bingung
Kamu telah dengar kan bila Vivo melucurkan Sub-Brand baru bernama IQOO? Kamu kaget dengan pelucuran sister-company menurut Vivo ini?
Sebenarnya, hampir seluruh penghasil handphone Android dari Tiongkok kini mempunyai lini Sub-Brand buat memperkuat market mereka.
Lantas, sebenarnya apa yg ingin dicapai berdasarkan bisnis pembuatan sub-brand dari setiap produsen handphone ini?
Berikut alasan dan penerangan lengkapnya!
Mengapa Semua Produsen Handphone Membuat Sub-Brand Baru?
Coba kamu lihat tabel di bawah ini. Jaka yakin engkau telah memahami, bahwa hampir setiap brand handphone asal Tiongkok mempunyai sub-merk. Bahkan, beberapa perusahaan memiliki lebih berdasarkan satu sub-brand.
Brand Induk | Sub-Brand |
---|---|
Oppo | One Plus RealMe |
**Vivo | IQOO |
Huawei | Honor |
Xiaomi | Pocophone Redmi |
Lenovo | Motorola |
Evercross | Luna |
Jaka menarik kesimpulan setidaknya terdapat dua alasan mengapa pembuat handphone sebesar Xiaomi, Honor atau Oppo harus meluncurkan sub-merk. Alasan tersebut merupakan kasus Branding dan Sistem Penjualan. Berikut penjelasannya!
Branding
Maksud Branding pada sini merupakan tentang target konsumen produk ponsel mereka.
Contoh, saat Oppo merilis One Plus, tujuan mereka adalah pecinta HP Flagship dengan harga murah, Seiring berjalannya waktu, One Plus semakin mahal & nir lagi bisa sebagai penghasil flaghsip killer. Maka berdasarkan itu, mereka akhirnya memutuskan buat membuat brand baru bernama Realme.
Begitupun menggunakan kasus IQOO yg baru saja dirilis sang Vivo. Mungkin Vivo ingin mengincar segmen atau konsumen kelas menengah ke atas menggunakan brand terbarunya ini.
Dari aneka macam asal memang menjelaskan bahwa brand IQOO spesifik ditujukan buat handphone flagship dengan harga pada atas 10 juta!
Setiap produsen HP yang akhirnya memutuskan buat menciptakan sub-brand niscaya sadar bahwa saat mereka meluncurkan HP menggunakan spesifikasi yang pada luar sasaran mereka, konsumen akan resah & enggan memilih produk mereka.
Sistem Penjualan
Penjelasan mengenai hal ini sebenarnya kompleks dan butuh penerangan mendalam.
Namun, secara garis besar terdapat beberapa penghasil HP yg memang meluncurkan sub-brand untuk membagi jenis penjualan handphone mereka.
Ada brand yg penekanan buat dijual secara offline (terdapat toko fisiknya, menerapkan iklan akbar-besaran dan mudah ditemukan pada berbagai loka) atau memang ada produk yang dijual spesifik secara online saja (Tidak diiklankan besar -besaran, acapkali hanya sanggup dibeli ketika flashsale).
Strategi penjualan HP offline ini dimulai sang Xiaomi yg awalnya hanya menjual produknya hanya pada online saja. Ternyata mereka juga butuh penjualan dalam bentuk offline buat menambah pendapatan mereka.
Mungkin alasan setiap perusahaan menciptakan sub-merk baru sanggup berbeda-beda. Paling tidak, ke 2 alasan inilah yang dijadikan pertimbangan ketika sebuah penghasil HP menciptakan sub-merk.
Mengapa iPhone & Samsung Tidak memiliki Sub-Brand?
Jaka nir bisa memberikan alasan niscaya mengapa dua besar produsen HP ini tidak membuat sub-brand misalnya saingannya.
Menurut perkiraan Jaka sih karena baik Samsung daniPhone sudah memiliki nilai merk yang cukup kuat & 'mahal' di masyarakat.
Jadi, taktik marketing penjualan online-offline cita rasanya malah membingungkan konsumen. Samsung & iPhone mungkin lebih penekanan buat melakukan Research and Development buat pengembangan produk mereka dibanding harus membuat brand baru.
Tetapi, tidak terdapat jaminan di lalu hari mereka tidak akan menciptakan sub-merk lho!
Akhir Kata
Demikian penerangan Jaka tentang mengapa para produsen HP dari Tiongkok membuat sub-brand baru.
Semoga artikel ini menambah pengetahuan engkau ya!
Silakan share dan komen artikel ini buat terus mendapatkan kabar, tips & trik & berita seputar teknologi dari Jalantikus.Com
Comments
Post a Comment