Kecanduan Game Diresmikan Sebagai Penyakit Berbahaya? Ini Dia Penjelasannya!
Penyakit pada jaman terbaru ini jenisnya telah semakin poly. Mulai berdasarkan AIDS, Ebola, Flu Singapura, dan masih banyak lagi.
Di era teknologi seperti kini , seharusnya teknologi mampu mengobati segala macam penyakit. Tapi, yang terjadi malah ada penyakit baru yg diakibatkan sang teknologi.
Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengklasifikasikan kecanduan game menjadi sebuah penyakit mental yg ditimbulkan sang teknologi.
WHO mengklasifikasikan tanda-tanda kecanduan game menjadi penyakit mental pada pada rancangan International Classification of Disease (ICD) yg ke-11.
Keputusan WHO tersebut mendapatkan beragam reaksi menurut masyarakat. Reaksi keras pun ditunjukan oleh komunitas gamer di semua global.
DAFTAR ISI
- Keputusan yg Penuh Kontroversi
- Jenis Video Game dan Kecanduan Video Game yang Dihasilkan
- Kok Bisa Dikategorikan Sebagai Penyakit?
- Tanda-indikasi seseorang menderita kecanduan game
Keputusan yg Penuh Kontroversi
Biarpun WHO menjadikan kecanduan game menjadi penyakit mental, tetapi masih banyak pihak yang menolak keputusan tadi.
Tyler Blevins atau yg terkenal dengan nama Ninja beropini tentang perlunya kiprah orang tua pada memberantas kecanduan game dalam anak-anak.
Seorang psikolog menurut The Telos Project, Texas, Anthony Bean, menyebut anugerah diagnosis itu terlalu dini.
Bean yg adalah seseorang dokter dan peneliti melihat bahwa orang yg bermain game & permanen percaya diri, nir berada di garis kecanduan.
Selain itu, Bean beropini bahwa orang-orang memakai video game buat mengatasi kecemasan dan depresi.
Jenis Video Game & Kecanduan Video Game yang Dihasilkan
Pada dasarnya, masih ada dua jenis video game. Game tipe baku umumnya dirancang buat dimainkan secara singleplayer & menggunakan misi atau tujuan yg jelas, misalnya menyelamatkan putri menurut sebuah kastil.
Kecanduan yang disebabkan sang tipe game ini umumnya berkutat pada merampungkan misi-misi di pada game tadi & mengalahkan high score pemain lain.
Lain halnya menggunakan game berbasis multiplayer. Game tipe ini dimainkan secara online menggunakan player lainnya. Game multiplayer cenderung lebih adiktif lantaran pada umumnya nir mempunyai ending atau tujuan yg jelas.
Gamer dengan tipe kecanduan misalnya ini akan sangat menghayati dengan cara mengkhayalkan dirinya menjadi karakter yg mereka mainkan.
Mereka tak jarang bersosialisasi dengan player lain buat sejenak pergi dari realita yg ada.
Bagi beberapa orang, komunitas ini sebagai satu-satunya yang mendapat mereka dengan apa adanya.
Kok Bisa Dikategorikan Sebagai Penyakit?
Sebelumnya, orang sanggup dianggap kecanduan game hanya dicermati dari waktu yang dihabiskan buat bermain
Tetapi, WHO menjelaskan bahwa ada indikator-indikator lainnya buat menentukan apabila seorang kecanduan game atau nir.
WHO mengungkapkan bahwa seorang yang kecanduan game ditandai dengan pola perilaku permainan yang berulang, baik online atau offline.
Berdasarkan penelitian WHO, orang yang kecanduan bermain game memiliki peluang lebih akbar terjangkit gangguan muskuloskeletal, sleep deprivation, perilaku militan, & depresi.
Singkatnya, kecanduan game dianggap penyakit sang WHO lantaran mampu mengakibatkan penyakit-penyakit lain yg lebih berfokus.
Kalo engkau ngeliat ada orang yang perilakunya toxic banget, sulit tidur, & tak jarang mengeluh sakit punggung dan leher, mungkin beliau telah kecanduan main game, geng.
Tanda-indikasi seorang menderita kecanduan game
Menurut WHO, ini indikasi-tandanya seseorang yg menderita kecanduan game, geng.
1. Menghabiskan ketika yang tidak wajar dalam bermain game
Kriteria ini adalah tanda-tanda kecanduan game yg paling dasar. Orang yg kecanduan game menghabiskan sebagian akbar ketika hanya buat bermain video game.
Bahkan terdapat, loh, orang yg mangkat karena kecanduan game. Bayangin aja, dia main game selama 50 jam nonstop! Ngeri, yah!
Saking banyaknya ketika yang mereka habiskan buat bermain game, mereka nir mampu mengurus dirinya sendiri karena terlalu sibuk hidup di global virtual.
2. Memprioritaskan game di atas segala hal
Masih nyambung sama kriteria sebelumnya. Main game menurut surya terbit sampai surya karam kemudian meninggalkan seluruh kewajiban dan tugas, adalah indikasi kecanduan game.
Kalo engkau sering banget main game sampai lupa makan, lupa tidur, lupa sama tanggung jawab, lupa bersosialisasi sama orang lain, dan lupa ibadah, hati-hati ya, geng!
Emang, sih, di bulan puasa gini paling enak main game sembari menunggu buka puasa. Tapi jangan lupa, tanggung jawab kita sama diri sendiri, orang lain, bahkan ke Tuhan lebih penting daripada cuma sekedar main game.
tiga. Udah dikasih tau, tapi masih belum kapok pula
Ini beliau nih, kriteria selanjutnya. Udah tau kebanyakan main game itu nggak sehat buat fisik & mental. Tapi tetep aja ngeyel kalo dikasih tau.
Biasanya, kalo orang yang sudah kecanduan game nggak akan ngaruh bila dinasehati. Bukannya didengar, malah kita yg dimarahin kembali.
Kamu jangan sampai begini, yah. Kalo dikasih tau sama orang ya didengerin. Main game yang sewajarnya aja. Main game dengan porsi yg lumrah bahkan terbukti dapat meningkatkan jaringan otak, loh.
Akhir Kata
Itu beliau, geng, penerangan tentang kenapa WHO mengklasifikasikan kecanduan game menjadi penyakit mental.
Kamu setuju nggak dengan keputusan WHO tersebut? Tulis jawabanmu pada kolom komentar, yah!
Comments
Post a Comment